Laman

Minggu, 29 Mei 2011

Akhir Ceritaku......


AKHIR CERITAKU
Saat-saat itupun datang,sosok gadis yang dulu kecil,mungil dan manja..sekarang telah beranjak dewasa. Dia begitu cantik,manis dan sopan.siapapun yang dekat dengannya pasti merasa damai...karena dia begitu menghargai teman atau bahkan orang-orang di sekitarnya.
Sekarangpun bangku SMA sedang dijalaninya..dia memeiliki teman-teman dekat yang begitu menyayanginya,mereka adalah ve,asya,rara.mereka adalah sahabat terbaiknya.ketika dia sedih pasti merekalah yang sering menghibur.hingga suatu ketika banyak cowok yang ingin menjadi temannya seperti ve,asya dan juga rara.Dia dengan senang hati menerima mereka menjadi temannya.begitupula sebaliknya.setiap ada jam kosong,mereka gunakan untuk berkumpul,bercanda,dll.dia begitu bahagia memiliki teman-teman yang baik seperti mereka.
Dia sangat menyayangi teman-temannya,apapun dia lakukan untuk mereka,demikian pula dengan teman2nya. Sifatnya yang cuek,lucu dan supel itu membuat teman2nya tidak ingin meniggalkannya.selain itu dia juga cerdas dalam berpikir,berargumen maupun memberi saran. Hingga suatu ketika ada salah satu cowok yang sering memperhatikannya,dan mendekatinya.Diapun menganggapnya sebagai teman seperti yang lain.banyak teman2nya yang bilang bahwa cowok itu suka padanya,,,tapi dia tidak pernah percaya..karena dia tidak pernah berfikir seperti itu.
Ujianpun datang...kelulusan di depan mata...persahabatanpun berhenti sampai saat itu juga,karena kesibukan masing2.
“alhamdulilah kita lu2s”asya mengungkapkan rasa bahagianya....”betul sya..tapi,pada saat ini juga,kita berpisah sya”ungkapnya.
“Tenang saja,meskipun kita pisah..kita tetap sahabat untuk selamanya”tambah Rio...
Mereka berpisah untuk sementara waktu..Dia dan Ve melanjutkan studynya pada salah satu perguruan tinggi yang sama..ve adalah sahabat terbaiknya.setiap ada masalah,dia pasti membantu menyelesaikannya.Dia sangat bersyukur mempunyai teman seperti ve..bahkan Dia sudah menganggap Ve seperti saudaranya.
Waktupun berjalan....diapun semakin bertambah dewasa,dia juga sudah mulai membuka hati untuk orang/cowok yang ingin mengenalnya lebih dekat lagi.hingga suatu saat adi kembali mendekatinya dengan seribu perhatian...dan akhirnya adi mengungkapkan rasa sayangnya kepadanya.dia sangat bahagia dengan keadaan ini..dia sangat bahagia,karena sebelumnya dia belum pernah merasakannya.dia menrima cintanya,dan akhirnya mereka berduapun menjalin suatu hubungan.
Dia menceritakan kabar bahagia ini kepada sahabat baiknya yakni ve.
Dia berkata pada ve”ve....ve....coba tebak aku mau cerita apa???”
“Ea mana aku tahu....kamu saja tiba-tiba datang dengan wajah yang aneh seperti ini,truz disuruh nebak????”balas ve,dengan wajah heran.
“He..he..iya juga yach.....”ungkapnya,ve hanya menjawab dengan helaan nafas saja”huh...”
Diapun mulai menceritakan semuanya kepada sahabatnya itu, ”ve,tadi Adi baru saja bilang kalau dia suka dan sayang banget sama aku....dia bertanya padaku,apa aku mau menjadi cewekya???”
“Truz kamu jawab apa?”tanya ve dengan penuh rasa penasaran,diapun menjawab”emmm.........ea”(sambil tersipu malu).
Wah...yang bener kamu???selamat ea,akhirnya kamu bisa juga membuka hatimu buwat cowok yang sudah tuluz sayang sama kamu...aku ikut bahagia dengernya,hehe..”ungkap ve dengan nada bahagia...kemudian dia menjawab”thanks ea teman....aku juga gak tahu..tapi yang jelas aku ingin belajar menerima rasa sayang yang sudah tulus dikasih oleh seseorang untukku...”
Percakapan antara kedua sahabat itupun berlangsung semakin serius dan membahagiakan.
*******
     Semakin hari hubungan adi dengannya semakin membaik,Adi yg begitu sayang dan mencintai Vara....semakin tidak ingin menyia-nyiakannya. Tapi dibalik kebahagiaan itu, tersimpan kesedihan yang mendalam di hati Vara. Hubungan mereka terpisah oleh jarak yang cukup jauh...karena Adi melanjutkan kuliahnya di luar kota. Hal itu tidak membuat mereka berdua larut dalam kesedihan.
“emm....sayank,besok ak mesti kembali lagi,,kamu jaga diri kamu ya????dan jaga hubungan kita”, ungkap Adi. Tetesan air matapun keluar membasahi pipi Vara. “ya,aku pasti jaga hubungan ini, kamu juga jangan pernah lupain aku dan jangan lupa ngasih kabar terus ke aku”, jawab Vara yang larut dalam sedih......”ya, sayank..aku tidak akan pernah lupakan kamu..kamu jangan sedih seperti itu dunk,aku pasti kembali lagi kesini untuk kamu”kata Adi menenangkan Vara. Vara hanya terdiam, dan larut dalam sedihnya....
Akhirnya Adipun pergi melanjutkan kuliahnya diluar kota. Meskipun mereka jauh,tapi cinta mereka tidak pernah jauh.
*******
“Var, tugasmu udah selesai belum????” Tiba-tiba ve datang dan bertanya...
“tugas yang mana??tugasnya bu Rina maksud kamu???”
“ya, teman...aku kurang satu nih,boleh pinjam punya kamu gak?”.......”ya,pinjam aja,gak apa2  Kok”........”thanks ea Var,baik deh kamu,,hehehehe,,,”
Waktu kuliahpun telah usai, Vara dan ve mencari makan di kantin. Tiba-tiba Nanda datang menghampiri mereka yang sedang makan waktu itu.
“ hay vara,,,,ve,,,,,kok tumben kalian ke kantin biasanya sibuk sampai lupa makan”, sapa nanda
Kemudian ve menjawab “ hmmmm, kita mau cari suasana yang agak beda gitu,biar ada variasi sedikit,hehehehe....”
“huu..kamu tu ve ada-ada ja” sahut vara. “udah ah,ngomong ma ve mlah bkin pusing,hehe....eh ea var, besok teman-teman ada acara jalan bareng, mo ikut gak?”,tanya Nanda
“ besok ya?tapi aku belum ijin sama orang tuaku”jawab vara. Lalu Ve ikut menjwab “ hmm,yang ditanya Cuma vara saja, si vara itu susah kalau di ajak keluar apa lagi malam – malam...mesti minta SIM dulu alias SURAT IJIN MAEN sama yang bersangkutan,,,,hehehehe....”.......”ah, apa sih kamu tuh.....gak juga...”tambah Vara. Setelah mereka berdua berunding apakah bisa ikut apa tidak, Nanda berkata “ ea sudah, kalau kalian bisa ikut kasih tahu aku ya....”
Meskipun kebersamaan sempat hilang ketika masa SMA telah berakhir, dia tetap menemukan kebersamaan yang sesungguhnya dalam kisah kuliahnya. Senyuman terindah terukir di wajah ini ketika sahabat-sahabat berada di sekelilingnya, dan menemaninya setiap waktu. Luka yang sempat menggores hati, dapat sedikit demi sedikit terobati dengan kecerian mereka yang selalu menghiasai hari-harinya. Dia berharap kebahagiaan yang ada sekarang ini tidak akan pernah hilang begitu saja.
*******
Sore itu, ketika Vara tiba di rumah, Keributan demi keributan itu mulai muncul ketika dia berada di sana. Kadang dia merasa capek dengan keadaan yang ada, dengan keadaan yang selalu membuatnya ingin meneteskan air mata. Ada kalanya dia rindu dengan keadaan yang damai, penuh kasih sayang dan saling menghargai, tapi semua itu perlahan mulai hilang.
“kapan kamu akan menyelesaikan semua?” tanya Ayah Vara...
“nanti juga selesai yah, tenang kenapa sih?”jawab Rino,kakak vara. “kamu itu.....tidak pernah serius dengan apa yang kamu lakukan, sukanya main-main, mau sampai kapan kamu seperti itu????!!!” sahut ayah ,dengan nada kasar. Kakak Varapu menjawab “ sabar yah, aku bisa ngatur semua sendiri”.
Tiba-tiba Ve datang dan berkata “ ada apa yah,kok ribut??”. Kemudian kakaknya menjawab dengan nada kasar “ kamu gak tahu apa-apa,gak usah ikut-ikutan..!!!”
Dia hanya bisa diam dan masuk kedalam kamar, ketika kakaknya membentak dengan nada yang kasar. Kadang ia merasa sendiri dalam kehidupan yang penuh dengan teka-teki dan historia kehidupan. Ketika suasana itu mulai muncul, ketegangan diantara merekapun tidak pernah terselesaikan. Meskipun dia berada ditengah-tengah keluarga yang begitu sayang dan dekat, tapi kedekatan itu tidak pernah berjalan lama.
“yah,vara mau minta ijin....”
“ijin untuk apa Vara?” jawab ayahnya..”emmm,besok teman-teman mau mengadakan acara yah,nah..Vara  di undang,apa Vara boleh datang dan ikut di acara itu yah?” ucap Vara dengan muka yang penuh dengan harapan.
Ketika ayah diam dan berfikir,tiba-tiba ibu vara datang dan berkata “tidak,ibu tidak mengijinkan kamu pergi ke acara itu,lebih baik di rumah saja”
Vara, hanya bisa diam dan menundukkan kepala dengan berkata “ ya sudah kalau memang Vara gak diijinkan untuk pergi”. Vara masuk ke kamar dan mulai meneteskan air mata. Dia mulai merenung,
“Tuhan, sampai kapan Vara seperti ini, Vara benar-benar kesepian, Vara ingin seprti teman-teman Vara  yang lain. Apa aku akan selamanya seperti ini????aku benar-benar kesepian, Tuhan......”ungkap Vara dalam hati sembari meneteskan air matanya.
Vara mulai menuliskan kisahnya dalam sebuah coretan-coretan yang berbentuk puisi.......


Sepiku Dalam Dukaku
Ketika cahaya mulai meredup...
Ketika sang surya berhenti untuk bersinar..
Canda dan tawapun terenggut dari kehidupan
Kehidupan yang begitu sulit untuk  ku tempuh....
                Ketika hati mulai tak sejalan...
Apakah aku harus tetap bertahan??
Kepedihan ini begitu dalam kurasakan....
Hingga menggoreskan luka
Kadang aku merasa iri.....
Iri kepada mereka yang selalu bahagia
Kadang aku merasa tak berguna
Ketika berada dalam sandiwara ini..
Tuhan, tolong dengarkan tangisku
Berikan aku petunjukMU..
Berikan aku keajaibanMU
Aku rindu padaMU Tuhan......

*******
Kring....kring......kringgg.....tiba-tiba handpone Vara berbunyi, wajahnya tampak senang dan keceriaan mulai tampak ketika melihat siapa yang menelponnya.
“hallo, Assalamu’alaikum........” vara menerima telponnya...
“wallaikumsallam....cinta” jawab Adi. “Adi ea, lama banget gak hubungin aku?”tanya Vara..
“maaf sayank, aku kemarin sibuk banget.....jadi ea lama hubunginnya”ucap Adi,,”uuhh, katanya sesibuk apapun, gak akan lupa..tapi ini kok lupa ya??hehe...”ucap Vara dengan nada bercanda..
“iya....maaf deh,,,,sayank. Emm, gak kul eaa??”. “ iya, gak apa-apa kok, iya ini mau kuliah ,,,”jawab Ve.................
“ya sudah, nanti aku telpon lagi, sekarang kuliah dulu ya...”ucap Adi,,,,,”iya, sayank...”jawab Vara
“Assalamu’alaikum..”
“Wa’alaikumsalam..........”
Setelah menerima telpon, Siyang itupun Ve langsung berangkat  kuliah. Dengan hati yang bahagia dan wajah yang penuh dengan keceriaan, menemani setiap perjalanannya menuju kampusnya. Kesedihan yang selalu ada dalam benaknya, kini mulai perlahan hilang karena kbehagiaannya itu. Sesampainya di kampus, Ve dan Nandapun heran melihat vara.
“Vara,,,,,,,,kamu kenapa? Jangan buat aku khawatir ah.......”tanya Ve dengan raut muka bingung...
“aduh Ve,siapa juga yang buat kamu khawtir sih?”jawab Vara dengan santainya..
“lha itu, senyum-senyum sendiri...aku kan jadi takut Var, sahabatku satu-satunya jiwanya agak terganggu,hehehehehe.....”ucap Ve dengan candaan...
“ehh,,,,enak saja, aku tu gak apa-apa....aku bahagia banget hari ini...”
Dengan raut muka keheranan Nandapun bertanya pada Vara “ memang habis dapat apa Var?hehehe..”
“Emmmm, ada deh......rahasia”heheheh...”sahut Vara......sembari berjalan meninggalkan mereka.
Kedua temannyapun bingung dengan sikap Vara pada siang itu. Terutama Ve, yang tidak pernah melihatnya sebahagia itu.
Perkuliahanpun dimulai, suasana yang ramai menjadi sunyi dan serius. Tiba-tiba, sosok gadis cantik dan mungil, mendekati Vara.
“permisi ,,,,,bolehkah aku berknalan denganmu?” tanya gadis itu dengan suara yang lirih. Kemudian Vara pun menjawab “ tentu teman,kenalin...namaku Vara, nama kamu siapa?” dengan penuh senyuman yang ringan gadis itupun menjawab “namaku Lisa”......”senang, bisa berteman denganmu”senyuman itupun menghiasi wajah Vara..
“makasih ya, sudah mau berteman denganku....aku kira kamu itu orangnya sombong, cuek, dan gak mau peduli dengan sekitarmu,,,,tapi ternyata semua itu salah,hehe..” ungkap gadis itu yang tidak lain adalah Lisa. Varapun hanya menjawab dengan senyuman ......
Dari situlah, semua berawal baik kesedihan, kebahagian bahkan prestasi yang diraihnya.
Waktupun semakin berjalan, dan kisah itupun mulai meruncing. Kisah persahabatan diantara merekapun mulai terbentuk, bukan hanya Vara yang mengenal Lisa, tapi Ve dan Nandapun mulai mengenal dan bersahabat dengannya. Ve,Vara dan Lisa selalu bersama..kuliah, makan, bahkan pergi kemanapun selalu bersama-sama. Dia sangat bahagia, karena memiliki sahabat yang baik seperti mereka. Tapi kebahagiaan itu hanya sementara,kebahagiaan itu sedikit demi sedikit mulai berubah menjadi goresan-goresan luka yang mendalam. Semua kesetiaan dan kebaikan-kebaikan yang diberikan kepada Ve dan Lisa selama itu, tidak pernah mendapat balasan sama sekali. Bahkan Dia hanya dianggap ketika mereka membutuhkannya, setelah itu dilupakan.
Vara tidak pernah berucap sedikitpun ketika, shabatnya itu brsikap demikian terhadapnya. Meskipun dalam hati merasa tersakiti dan ingin menangisi setiap kisahnya, tapi dia msih berusaha untuk tetap diam dan tersenyum. Dia ingin marah dan menegur, tapi tak sanggup untuk melakukan semua itu, karena dia masih menganggap Ve dan Lisa adalah sahabat mereka. Dia juga sering mengorbankan semuanya demi sahabatnya itu, bahkan dia sempat jatuh dan terpuruk karena mengorbankan semuanya demi mereka. Tapi apa yang ia dapatkan tidak sesuai dengan semua itu. Mereka justru meninggalkannya sendiri dan tak menganggapnya sama sekali.
Dalam hati Vara berkata “ apa salahku,hingga mereka tega melakukan ini semua terhadapku???aku tak mampu membalas mereka, karena aku sayang mereka, tapi kenapa mereka selalu bersikap seperti itu??aku sungguh tidak kuat”, dan air matanyapun mulai menetes. Dia bingung ingin bercerita pada siapa, dan mengadu pada siapa,,hanya pada sebuah pena dan kertaslah tempatnya mengadu....
SEANDAINYA.......................
Seandainya.........
Mereka mendengar jeritanku....
                Seandainya....
                Mereka mendengar keluhan hatiku....
                                Aku ingin mengadu
                                Tapi tak satupun tempa aku temukan
                                Aku ingin meneteskan air mata ini
                                Tapi rasanya berat....
Tuhan....aku mohon...
Berikan aku kekuatan, ketabahan...
Serta kesabaran yang lebih
Agar aku mampu menjalaninya dengan ikhlas...
                                Tuhan......
jika memang semua ini karma dari perbuatanku
Aku mohon.....
Ampunilah aku yang penuh dosa ini....





TANGISANKU…
Saat aku bahagia aku lupa segalanya
Saat aku tertawa aku lupa akan kesedihanku
Saat aku mulai berlabuh hanya kaulah yang tepat
Dan saat aku mncoba berlabuh kau datang padaku

                Tapi mengapa semua itu tinggal kenangan..
                Kenangan yang selalu menghantuiku..
                Membuat sosok kecil dan tak berdaya ini menangis
                Hingga akhirnya terluka………

Mungkin ini semua takdir
Takdir yang telah tertulis
Tapi apa kau benar-benar tulus
Tulus mengucapkan janji-janji itu padaku

                Inilah suara hati……
                Hati kecil yang tak berdaya
Dan selalu terluka olehmu
Oleh sikapmu…….
*******
Ditengah kesepian hatinya, ia duduk dan termenung serta ditemani oleh kisah serta nasib hidupnya itu. Suara itu terdengar lagi, suara yang membuat hatinya tambah sakit dan membebani pikirannya.
“kapan kamu selesai nak,???” tanya ibu, kepada kakak Vara.....
“kenapa selalu ditanya siih?, nanti kalu sudah waktunya pasti aku bilang, aku juga sedang usaha, ibu juga harus ngertiin aku”jawab kakak Vara dengan nada ketus.
“kalau ditanya, pasti jawabnya seperti itu,,,ibu dan ayah itu Cuma ingin melihat kamu dan adikmu tu menjadi orang yang berhasil. Tapi kamu yang pertama, malah tidak bisa jadi panutan”sahut ibu dengan nada kesal. “aku sudah janji pada ibu, secepatnya selesai...kalau kayak gini mending aku pergi saja dari rumah, biar kalian tidak terbebani” jawab kakak dengan nada marah
“ibu itu Cuma, nasehati kamu...ibu bicara baik-baik,kenapa selalu kamu jawab seperti itu, apa pergi dari rumah bisa menyelesaikan maslah?tidak nak, justru akan jadi masalah besar, apa kamu bisa hidup sendiri di luar sana tanpa orang tuamu ini??” jawab ibu dengan penuh kesabaran. Kakak Vara hanya bisa diam dan menundukkan kepala.
Varapun datang dan bertanya pada ibu “ada apa ini bu, kok kedengarannya tadi ribut-ribut?”, kemudian ibu menjawab “ tidak, var...ibu lagi nasehati kakakmu, untuk serius dengan studynya itu, tapi kakakmu malah marah-marah pada ibu”
Tiba-tiba kakaknya menyahut lagi “ aku sudah bilang bu, sebentar lagi.....di ulang-ulang terus”. Lalu Varapu menjawab sahutan kakaknya itu dengan nada kasar “kak, ibu itu Cuma bertanya pada kakak, ibu bertanya baik-baik....kakak gak boleh seperti itu sama ibu”. Kakaknya menjawab “ kamu tahu apa sih?,”............”aku tahu segalanya, karena aku sudah besar, aku tahu mana yang baik dan mana yang buruk, aku juga tahu bagaimana bicara dengan orang tua, tidak seperti kamu kak”jawab Vara dngan nada kasar. Mendengar kedua anaknya saling berdebat, ibu pun melerai mereka dan berkata “sudah,sudah....tidak usah ribut-ribut...tidak enak kalau tetangga dengar”
Kemudian Vara dan kakaknyapun masuk kedalam kamar, ibu melanjutkan kembali pekerjaannya.
Hari kembali malam, ayahpun pulang...dan Varapun menymbut dengan senyuman yang selalu terukir pada wajahnya yang cantik itu.
“ayah sudah pulang, ayah pasti capek.....Vara ambilkan minum ya yah?”
Ayah menjawab “iya nak, anak ayah yang satu ini selalu mengerti kalau ayahnya capek” ucap ayah Vara....
Lalu ibu Vara datang dan bertanya pada ayah “yah, urusannya sudah slesai?”
Dan ayah menjawab “ sudah bu, sudah selesai semua”....”syukur kalau begitu, sudah tidak ada masalah dengan jual beli rumah itu ya pak..”kata ibu dengan nada lega...“iya bu, alhamdulillah”jawab ayah..
Vara datang dan memberikan minum kepada ayahnya “ini ayah, minumnya..”..”iya nak,terima kasih....”ucap ayah..
*******
Pagi itu dia kembali melakukan  aktivitasnya. Seperti biasa ditemani motor kesayangannya itu, ia menuju ke kampus. Sesampainya di kampus, ia masuk ke kelasnya dan dosenpun datang. Dia begitu kagum dengan dosennya itu, banyak motivasi yang diberikan, sehingga membuatnya semakin terinspirasi untuk terus berusaha. Dari situlah, Dia mulai berfikir apa yang akan dia lakukan setelah ini, agar waktunya tidak terbuang sia-sia. Waktu yang hanya melintas dan sering di abaikan olehnya, kinipun mulai sedikit mendapat perhatian. Dia berusaha mengubah dirinya agar menjadi orang yang lebih baik, dan bisa membanggakan orang tua. Apa yang telah terjadi, dia lupakan untuk dijadikan pengalaman hidup dan menuju cita-citanya.
Hari semakin sore, ia kembali kerumah ditemani motor kesayangannya itu. Sesampainya di rumah...ia melihat suasana rumah yang beda dari biasanya. biasanya ia pulang disambut dengan keributan-keributan diantara mereka,tapi kini semua berubah menjadi keceriaan.
“Assalamu’alaikum........”
“wa’alaiumsallam.......”
“ayah, ibu ada apa ini...kok kelihatannya bahagia sekali?”tanya Vara dengan raut muka kebingungan
“Var, kakakmu sudah selesai...besok ayah dan ibu di undang untuk menghadiri wisudanya itu....”jawab ibu dengan penuh haru dan kebahagiaan.
“alhamdulillah.,...akhirnya,kakak selesai juga ya bu...”varapun mengucap syukurnya dengan penuh kebahagiaan.
Akhirnya kakak vara bisa menyelesaikan studinya. Ayah dan ibu Vara begitu bahagia, melihat kakaknya sudah berhasil. Mereka tidak henti-hentinya mengucap syukur pada Tuhan, atas kebahagiaan yang telah diberikan pada keluarga mereka.
Vara begitu bahagia melihat duka dalam keluarganya itu berubah menjadi senyuman dan kebahagiaan yang tiada henti-hentinya. Ia sayang dengan keluarganya, apapun dia lakukan untuk kebahagiaan kedua orang tuanya. Dia ingin suatu saat nanti bisa mewujudkan cita-citanya, dan membahagiakan orang tuanya dengan prestasi-prestasinya sendiri.
SEKIAN.........



Kebahagiaan bisa timbul dari hati, bisa juga dari keadaan sekeliling kita. Cintailah mereka yakni sahabat-sahabtamu,jangan pernah buat mereka kecewa atau sedih,tetaplah buat mereka tersenyum meskipun kamu sedih. Karena dibalik semua itu tersimpan kebahagiaan yang mendalam dan kekal nantinya. Kemudian yang lebih utama adalah keluargamu, terutama orang tuamu. Sayangilah mereka melebihi dirimu sendiri. Lakukan yang terbaik untuk kedua orang tuamu, karena di setiap kebahagiaan mereka terbukalah pintu surga untuk kita.
Hargai waktumu,jangan pernah menyia-nyiakannya...karena setiap detik yang terbuang atau terlewati, itu sama artinya kita membuang berjuta-juta kesempatan dan usaha disetiap harapan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar